sengaja, aku ingin menulis hal ini, bukan karena naif, tapi sebagai sebuah pelajaran dalam hidup, karena kita semua hanyalah menjalani sebuah perjalanan, yang dinamakan " menghabiskan sisa usia yang diberikan NYA " ..
namaku ari, begitu mereka menyebutnya, tanpa bubur merah putih dan sesaji apapun, terlahir tanpa bantuan medis alias cuma dukun kampung, tapi yg ini unik , dukunnya bernama mariene, bule asli belanda, seorang suster pedalaman , meski yang terlahir adalah muslim keturunan, ini cuma sebuah sebab akibat, bentuk toleransi nurani kemanusiaan...
besar dikalangan militeristik, perkampungan anak kolong, karena ayahku adalah serdadu yang tingkat nasionalismenya terlalu tinggi hingga sering mengabaikan apakah ada nasi dirumah untuk dimakan anak anaknya yang notabane putra pertiwi...
tapi itulah ayahku, dan aku bangga karenanya, yang menanamkan symbol kehidupan, menjadikan alam yang terkembang dimayapada ini sebagai guru yang paling bijak mendidik diri, dan itulah aku, ada, besar dan nakal ...
cuma sentuhan lembut kasih ibu yang selalu setia menemani prajurit bangsa itu, aku besar dalam kelimpihan rahmat cinta yang luar biasa, meski aku sering tak pernah dirumah .
menamatkan pendidikan di bumi galaherang, mengejar impian menjadi seorang bankers dan kandas di yogyakarta, aku malah melibatkan diri dalam citra egosenteris kehidupan global, menjadi penyaji informasi dan penyebar kebenaran ( terkadang hal ini sering aku pertanyakan, benarkah ?)
aku cuma lelaki pejalan, yang sedang berupaya menggapai dan menggenggam bayangannya sendiri hingga ketimur matahari, kepuncak himalaya dan kedalaman laut cina ..
karena ari ariku dihanyutkan sang kopral disungai kapuas, katanya biarlah seumur hidupnya aku kelak hanya mencari dimana ari ariku berada..untuk kupersatukan kembali dalam jasad terbujur kaku.... kelak.
aku bukan pemimpi, meski seringnya berhayal, berharap akan ada bidadari berwajah oriental menemani semua hariku, sebuah obsesi yang tak terwujud karena kepenakutanku, yah aku cuma bisa diam dan menatap tanpa berani berbuat apa-apa untuk hal yang satu itu....
namaku ari, anak seorang pensiunan prajurit, yang baru saja berbahagia mweujudkan impiannyanya menjadi hamba Alllah yang mendekati kesempurnaannya menjalankan rukun terakhir yang dititahkan..
sekali lagi, namaku ari, dan bukan siapa siapa, karena memang bukan siapa siapa!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar