Kamis, 28 Januari 2010

100 hari atau 100 tahun , sama saja


ada hal menarik memperhatikan hampir semua layar televisi menayangkan aksi demo 100 hari kepemimpinan Presiden SBY.
boleh dikatakan hampir semua elemen yang turun menyatakan kegagalan, hanya sebagian saja yang mendukung dan sedikit terekspos media televisi yang menyiarkan secara langsung.
aku menulis ini bukan karena aksi demonya, tapi lebih pada tayangannya, bosan!
itu hak ku, pemikiran ku, kenapa, masyarakat (jika aku bole juga mengakatan RAKYAT) indonesia mungkin 80 persennya tidak memperdulikan hari ini hari 100 hari kinerja presiden mereka.
mereka masih ada yang disawah, masih ada yang dihutan, bahkan masih ada yang dilautan dan puncak gunung.
lantas , aku tersenyum geli ketika para pemimpin aksi berorasi dengan gagah perkasa menyoroti kinerja presiden SBY (bukan presiden Indonesia kali ) mengatasnamakan 'Rakyat Indonesia " kecewa..
aku berpikir, rakyat yang mana?
aku bagian dari Rakyat loh, tapi aku tidak mengatakan kegagalan dan meminta turun SBY.
bukan aku pendukung, atau bukan juga partisipan atau kader, aku cuma rakyat biasa, karena aku tahu, demokrasi negara ini seperti apa (dari kacamataku)
rakyat yang memilih, rakyat yang menentukan !
rakyat yang tidak memiliki kepentingan apapun selain cuma berpikir mudah mendapatkan semua kebutuhan hidup, dan murah.
karena rakyat tak pernah berpikir tentang harkat,pangkat dan jabatan, rakyat tak pernah mikir terkenal atau dkenal, rakyat cuma ingin semua berjalan sesuai dengan apa adanya.., bisa makan,minum, bergurau,dan tidur dengan nyaman.

kinerja presiden (pemerintahan) hanya dipertanggungjawabkan kepada rakyat melalui para wakilnya yang dipilih oleh rakyat ( kalo ini aku yakin bukan rakyat Indonesia, karena tidak semua rakyat kenal wakilnya hehhehe )
tapi rakyat mana yang tak kenal presidennya?

ambuge,anak sd kelas satu dusun segumun , kawasan perbatasan kalimatan- malaysia, tahu siapa presidennya meski cuma melihat dari tv tetangganya dinegera seberang.

lantas, rakyat mana yang protes?
rakyat mana yang tak senang presidennya?

aku cuma tak suka dengan istilah " rakyat itu " jika memang kelompok,bermainlah dengan cantik dan jujur, katakan kelompok, jika dia mahasiswa, bermainlah dengan kata mahasiswanya, jgn mengatasnamakan rakyat, jika sudah ingin menggunakan nama rakyat, minta persetujuan 50% plus satu dari seluruh komponen bangsa ini, baru atas nama rakyat!!!

jadi mau seratus hari atau seribu tahun, siapapun presidennya, jika masih banyak manusia manusia yang berkepentingan atas sebuah kekuasan dan jabatan, Indonesia akan selalu seperti ini, itu saja, takdirnya!





iseng, dikantor, bete lihat tayangan TV

Tidak ada komentar:

Posting Komentar