Minggu, 23 Oktober 2011

catatan kita, antara kebejatan dan air mata , tapi aku tetap tertawa...dan berlalu lah kini

kemarin, kita masih berbagi tawa, saat menghacurkan harga diri di pelaburan dosa ..
erak kepal kita menyatu bagai mata rantai digenggam cakar garuda ...tak terpisahkan,
kita, sehati se kata, seirama dalam dawai sumbang hidup ini,

kemarin,
kita masih berbagi semangat, seperti lekuk garis bintang didada garuda ..
tak putus saling mengisi, tak pecah saling memberi ...

hari ini ,
busuk itu pecah keluar dari perutnya ...
caci maki tumpah karena ketimpangan semangat yang putus asa,
nilai retorika pun kandas dihempas oleh ketakberdayaan sebagai manusia ...
tak lagi sekata, cuma basa basi hadir dari bibir bibir pucat kita yang termakan nikotin dan kafein...

bro ,
ketersinggungan rentan menghampiri,
seperti ideologi bangsa ini yang kini dipertanyakan,
pecah karena tusukan kata kata retorika teori adam smith ....
meski tak pernah ku cari break event point bersama mu menghajar hari , hidup itu flesibel coy

bro,
kata kata pedas terkadang ku anggap sebagai bentuk belum arifnya kita mengukur diri,
padahal sering kita dengungkan, tak usah kita ukur dalam fase dan hasta hidup ini,
semua mengalir kemana suka, bukankah tahta cuma ada ditangan kita ?

akh itu dulu bro ...
kenagkuhan mengoyak tabir diri, muka muka topeng, dan kebusukan, saling meninggikan derajat,
dan entah apa lagi .... , semua menjadi malapetaka ...
tepuk dada sajalah .... , teman sampai mati cuma cerita dongeng kaum urban atau milik nesoty kapitalisme dan kaum mafioso saja...
disini cuma bicara tentang kekuatan, keperkasaan dan keangkuhan,
tapi semua hanya di kata, di jiwa ....
dan tak pernah ada lagi kita,

bro,
pucat saga malam lalu jadi gambaran ...
siapa kita sebenarnya, siapa kau dan siapa aku,
meski sederet puji tak memilah makna tentang langkah selama ini,.
ternyata ...
semua cuma pepesan kosong....
dan kupikir,
maaf, tak mau lagi kudengar tangis banci mu ....
kau adalah kau
dan aku
tetap diriku ...


### sebutir peluru yang tertinggal, dibawah bantalnya
beri tali jadikan kalung ... lalu kukenakan,
sekedar mengingatmu kawan, yang terus berlalu

######



............................. emosi panas bumi, fuck !!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar